Didalam
Organisasi tidak dapat di pungkiri pasti terdapat suatu konflik,
konflik ini terjadi karena setiap orang-orang yang terlibat organisasi
pasti mempunyai visi, misi , dan karakter yang berbeda, akan tetapi
tidak semua konflik merugikan, asalkan konflik tersebut ditata dengan
baik maka dapat menguntungkan organisasi.
Pengertian Konflik
Konflik
dapat diartikan sebagai ketidak setujuan antara dua atau lebih anggota
organisasi atau kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena
mereka harus menggunakan sumber daya yang langka secara bersama-sama
atau menjalankan kegiatan bersama-sama dan atau karena mereka mempunyai
status, tujuan, nilai-nilai dan persepsi yang berbeda. Anggota-anggota
organisasi yang mengalami ketidaksepakatan tersebut biasanya mencoba
menjelaskan duduk persoalannya dari pandangan mereka.
Macam-macam Konflik
1. Dari segi fihak yang terlibat dalam konflik.Dari segi ini konflik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
*
Konflik individu dengan individu. Konflik semacam ini dapat terjadi
antara individu pimpinan dengan individu pimpinan dari berbagai
tingkatan. Individu pimpinan dengan individu karyawan maupun antara
inbdividu karyawan dengan individu karyawan lainnya.
*
Konflik individu dengan kelompok. Konflik semacam ini dapat terjadi
antara individu pimpinan dengan kelompok ataupun antara individu
karyawan dengan kempok pimpinan.
*
Konflik kelompok dengan kelompok. Ini bisa terjadi antara kelompok
pimpinan dengan kelompok karyawan, kelompok pimpinan dengan kelompok
pimpinan yang lain dalam berbagai tingkatan maupun antara kelompok
karyawan dengan kelompok karyawan yang lain.
2. Dari segi dampak yang timbul.Dari segi dampak yang timbul, konflik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konflik fungsional dan konflik infungsional. Konflik dikatakan fungsional apabila dampaknya dapat memberi manfaat atau keuntungan bagi organisasi, sebaliknya disebut infungsional apabila dampaknya justru merugikan organisasi. Konflik dapat menjadi fungsional apabila dikelola dan dikendalikan dengan baik.
2. Dari segi dampak yang timbul.Dari segi dampak yang timbul, konflik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konflik fungsional dan konflik infungsional. Konflik dikatakan fungsional apabila dampaknya dapat memberi manfaat atau keuntungan bagi organisasi, sebaliknya disebut infungsional apabila dampaknya justru merugikan organisasi. Konflik dapat menjadi fungsional apabila dikelola dan dikendalikan dengan baik.
Sebab-sebab Timbulnya Konflik
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan adanya konflik dalam suatu organisasi antara lain adalah :
1.
Berbagai sumber daya yang langka Karena sumber daya yang dimiliki
organisasi terbatas / langka maka perlu dialokasikan. Dalam alokasi
sumber daya tersebut suatu kelompok mungkin menerima kurang dari
kelompok yang lain. Hal ini dapat menjadi sumber konflik.
2.
Perbedaan dalam tujuan.Dalam suatu organisasi biasanya terdiri dari
atas berbagai macam bagian yang bisa mempunyai tujuan yang berbeda-beda.
Perbedaan tujuan dari berbagai bagian ini kalau kurang adanya
koordinasi dapat menimbulkan adanya konflik. Sebagai contoh : bagian
penjualan mungkin ingin meningkatkan valume penjualan dengan memberikan
persyaratan-persyaratan pembelian yang lunak, seperti kredit dengan
bunga rendah, jangka waktu yang lebih lama, seleksi calon pembeli yang
tidak terlalu ketat dan sebagainya. Upaya yang dilakukan oleh bagian
penjualan semacam ini mungkin akan mengakibatkan peningkatan jumlah
piutang dalam tingkat yang cukup tinggi. Apabila hal ini dipandang dari
sudut keuangan, mungkin tidak dikehendaki karena akan memerlukan
tambahan dana yang cukup besar.
3. Saling ketergantungan dalam menjalankan pekerjaan.Organisasi merupakan gabungan dari berbagai bagian yang saling berinteraksi. Akibatnya kegiatan satu pihak mungkin dapat merugikan pihak lain. Dan ini merupakan sumber konflik pula. Sebagai contoh : bagian akademik telah membuat jadwal ujian beserta pengawanya, setapi bagian tata usaha terlambat menyampaikan surat pemberitahuan kepada para pengawas dan penguji sehingga mengakibatkan terganggunya pelaksanaan ujian.
4.
Perbedaan dalam nilai atau persepsi.Perbedaan dalam tujuan biasanya
dibarengi dengan perbedaan dalam sikap, nilai dan persepsi yang bisa
mengarah ke timbulnya konflik. Sebagai contoh : seorang pimpinan muda
mungkin merasa tidak senang sewaktu diberi tugas-tugas rutin karena
dianggap kurang menantang kreativitasnya untuk berkembang, sementara
pimpinan yang lebih senior merasa bahwa tugas-tugas rutin tersebut
merupakan bagian dari pelatihan.
5. Sebab-sebab lain.Selain sebab-sebab di atas, sebab-sebab lain yang mungkin dapat menimbulkan konflik dalam organisasi misalnya gaya seseorang dalam bekerja, ketidak jelasan organisasi dan masalah-masalah komunikasi.
5. Sebab-sebab lain.Selain sebab-sebab di atas, sebab-sebab lain yang mungkin dapat menimbulkan konflik dalam organisasi misalnya gaya seseorang dalam bekerja, ketidak jelasan organisasi dan masalah-masalah komunikasi.
Penanganan Konflik
Metode
yang sering digunakan untuk menangani konflik adalah pertama dengan
mengurangi konflik; kedua dengan menyelesaikan konflik. Untuk metode
pengurangan konflik salah satu cara yang sering efektif adalah dengan
mendinginkan persoalan terlebih dahulu (cooling thing down). Meskipun
demikian cara semacam ini sebenarnya belum menyentuh persoalan yang
sebenarnya. Cara lain adalah dengan membuat “musuh bersama”, sehingga
para anggota di dalam kelompok tersebut bersatu untuk menghadapi “musuh”
tersebut. Cara semacam ini sebenarnya juga hanya mengalihkan perhatian
para anggota kelompok yang sedang mengalami konflik. Cara kedua dengan
metode penyelesaian konflik. Cara yang ditempuh adalah dengan
mendominasi atau menekan, berkompromi dan penyelesaian masalah secara
integratif.
* Dominasi (Penekanan)
Dominasi
dan penekanan mempunyai persamaan makna, yaitu keduanya menekan
konflik, dan bukan memecahkannya, dengan memaksanya “tenggelam” ke bawah
permukaan dan mereka menciptakan situasi yang menang dan yang kalah.
Pihak
yang kalah biasanya terpaksa memberikan jalan kepada yang lebih tinggi
kekuasaannya, menjadi kecewa dan dendam. Penekanan dan dominasi bisa
dinyatakan dalam bentuk pemaksaan sampai denganpengambilan keputusan
dengan suara terbanyak (voting).
* Kompromi.
Melalui
kompromi mencoba menyelesaikan konflik dengan menemukan dasar yang di
tengah dari dua pihak yang berkonflik ( win-win solution ). Cara ini
lebih memperkecil kemungkinan untuk munculnya permusuhan yang terpendam
dari dua belah pihak yang berkonflik, karena tidak ada yang merasa
menang maupun kalah. Meskipun demikian, dipandang dari pertimbangan
organisasi pemecahan ini bukanlah cara yang terbaik, karena tidak
membuat penyelesaian yang terbaik pula bagi organisasi, hanya untuk
menyenangkan kedua belah pihak yang saling bertentangan atau berkonflik
* Penyelesaian secara integrative
Referensi : http://www.um-pwr.ac.id/web/artikel/225-manajemen-konflik-dalam-organisasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar